“SMPN 1 Jiwan, Pawiyatan Berdisiplin, Berbudi Pekerti Luhur, Berwawasan Kebangsaan dan Lingkungan Hidup.”

Sabtu, 23 Februari 2013

Kado Cinta Valentine



MEMAKNAI HARI KASIH SAYANG

Valentine’s Day, yang diperingati setiap tanggal 14 Februari, merupakan hari kasih sayang di dunia Barat. Pada hari itulah, para kekasih dan bagi yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Lalu mereka saling bertukaran “kadocinta”, seperti sebuahkartu berbentuk hati dan gambar sebuah cupido bersayap. Ada pula yang memperluasnya dengan memberikan hadiah berupa bunga mawar dan cokelat. 


Dalam perkembangannya, V-Day menjadi hari yang diisi dengan kencan dan percintaan. Begitupun ketika budaya tersebut merambah ke Indonesia. Tanpa berpikir panjang, remaja-remaja kita mempersepsi hari itu sebagai “hari kebebasan bercinta”. Tak ayal, hubungan intim pun tak jarang pula mereka lakukan – meskipun keduanya belum terikat tali pernikahan. Menurut Khairuddin Barbarosa, itu disebabkan karena remaja kita belum matang baik secara fisik maupun psikis. Lantaran mentalitasnya yang masih labil inilah, sehingga mereka mudah terpengaruh lingkungan pergaulan atau ruang interaksinya. “Makanya budaya Valentine Barat itu gampang merasuk ke jiwa remaja kita,” simpulnya. “Dari yang semula cuma ikut-ikutan nggak tahu maksudnya, lambat laun akan menjadi kebiasaan yang susah untuk ditinggalkan,” urainya. 

Ketika remaja secara rutin merayakan V-Day – apalagi lingkungannya mendukung, sambung mahasiswa semester 3 Fisip Unair Surabaya ini, itu akan bisa menjadi legitimasi bahwa V-Day menjadi perayaan wajib. Sehingga tak terasa perayaan Valentine telah menjadi budaya baru di kalangan anak muda. “Bahkan saya melihat V-Day seakan sudah menjadi bagian dari gaya hidup mereka,” tukasnya. 

Pria kelahiran Surabaya 15 Agustus 1991 ini menyayangkan, jika remaja negeri ini ikut-ikutan merayakan V-Day. Sebab bentuk perayaannya tak sesuai dengan ajaran agama. Disamping ada pemberian kado bunga dan cokelat, biasanya mereka juga mengungkapkan cintanya dengan memberikan ciuman kepada pasangannya. Bahkan tak sedikit pula yang sampai melakukan hubungan intim. “Nah, itu kan jelas-jelas bertentangan dengan moral dan agama.” tegasnya. “Valentine Day hanyalah bentuk propaganda nilai-nilai liberal yang dimasukkan ke jiwa generasi Muslim,” ungkapnya serius. Oleh karenanya, mantan Ketua Sie Kerohanian Islam SMAN 6 Surabaya ini mengingatkan,agar remaja Islam harus bangun dan sadar dari yang dilakukannya tersebut. 

Dalam setiap melakukan sesuatu, hendaknya terlebih dahulu ditimbang-timbang dan dipikirkan secara mendalam. “Sebelum terjerumus jauh, pelajari dulu sejarah V-Day biar bisa memahaminya. Lalu bentuk lingkungan interaksi yang islami, serta ciptakan kegiatan-kegiatan positif sebagai pengganti V-Day,” sarannya. 
*Disalin dari TEROPONG MPA 293/ FEBRUARI 2011*

PHBA Maulid Nabi

SMP NEGERI 1 JIWAN MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW Pengajian Umum bersama Ustadz Ismail Hasan (Da'i 5 Negara) I. LATAR BELAKANG Na...

“To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat) Theodore Roosevelt