PEMBIASAAN AKHLAK MULIA
DI SMP NEGERI 1 JIWAN
Jiwan. Pendidikan Agama di sekolah mempunyai sejumlah fungsi, diantaranya: berfungsi menyampaikan ajaran agama yang benar dan menangkal paham-paham keagamaan yang ekstrim dan sempalan. Paham-paham keagamaan yang ekstrim dan sempalan bukan hanya berbahaya bagi perkembangan doktrin-doktrin agama itu sendiri tapi juga bagi kehidupan beragama masyarakat.
Dalam konteks Indonesia yang majemuk dalam hal agama, paham keagamaan yang ekstrim dan sempalan jelas tidak kondusif. Paham demikian bukan hanya merusak kerukunan hidup antar umat beragama, melainkan bahkan dapat menyulut konflik antar agama. Hal ini disebabkan karena paham keagamaan ekstrim dicirikan oleh ekslusivitas dan klaim kebenaran yang bersifat intoleran terhadap agama-agama lain. Sebaliknya sebagaimana dinyatakan oleh Alwi Shihab, bahwasannya orang-orang yang beriman, orang-orang Kristen, Yahudi dan Sabi’in, asalkan mereka percaya kepada Tuhan, Hari Akhir dan melakukan kebajikan, maka mereka akan mendapatkan keselamatan pula.
Fungsi lain dari pendidikan agama Islam di sekolah adalah memberikan pengayoman terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah. Kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah harus dijauhkan dari tendensi ekstrim dan fundamentalis. Sebaliknya harus bisa menumbuhkan rasa solidaritas dan toleransi antar warga sekolah yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda. Musuh umat beragama adalah kemiskinan, korupsi, kedzaliman, ketidakadilan, keangkaramurkaan, dan perilaku keji lainnya.
Pembiasaan akhlak mulia adalah kegiatan yang dilaksanakan secara berulang-ulang untuk pengembangan karakter (character building) keagamaan peserta didik melalui penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembiasaan akhlak mulia dilakukan di sekolah, di lingkungan keluarga, dan di masyarakat. Pembiasaan akhlak mulia di sekolah dimulai dari peserta didik tiba di sekolah dengan membiasakan salam, berjabat tangan, menjaga kebersihan, santun, sampai pada pembiasaan mengikuti doa pagi (baik yang beragama Islam maupun yang beragama Kristiani), kegiatan literasi membaca Kitab Suci Agama, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya (untuk menumbuhkan jiwa patriot), pengamalan ibadah salat dhuhur berjamaah, tausiah sesudah berjamaah, Peringatan Hari Besar Agama (PHBA), dan sebagainya.
Uraian tersebut di atas menggarisbawahi perlunya pembinaan perilaku dan mentalitas being religious yang tidak hanya mengandalkan pada jam-jam belajar pendidikan agama, tetapi juga harus didukung oleh pembudayaan agama dalam komunitas sekolah. Pembudayaan agama harus dimaknai secara luas, bukan hanya berarti melaksanakan shalat berjamaah, baca Al-Qur’an, tetapi budaya 3S (salam, senyum, sapa), etos belajar, tertib, disiplin, jujur, adil, toleransi, simpati, empati, buang sampah pada tempatnya, kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah, tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas, dan seterusnya, semuanya adalah budaya agama yang diwujudkan melalui keteladanan, pembiasaan, dan internalisasi.
“Salam dan Salaman” merupakan pengembangan budaya sekolah yang ditanamkan kepada para peserta didik di SMPN 1 Jiwan, yaitu pembudayaan mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan salaman pada saat mereka baru berjumpa dengan bapak/ibu guru.
Penyambutan ketika datang dan pelepasan ketika pulang,
bersalaman dengan petugas piket di gapura sekolah
Pembiasaan Shalat Berjamaah di Mushalla Sekolah
Penyelenggaraan PHBA oleh Pengurus OSIS SMPN 1 Jiwan
Istighasah bersama wali murid bertempat di Masjid Desa Kincang
Pembelajaran peduli sosial dengan membagikan daging kurban
pada PHBA Idul Adha
Doa Pagi (Asma'ul Husna dan Tartil Surat-surat Pendek)
Penampungan air bekas wudhu yang digunakan
untuk menyiram Taman Sekolah
* Red