“SMPN 1 Jiwan, Pawiyatan Berdisiplin, Berbudi Pekerti Luhur, Berwawasan Kebangsaan dan Lingkungan Hidup.”

Kamis, 19 Desember 2013

Mohon Doa

MOHON DOA DAN DUKUNGANNYA


Kurang lebih sudah 2 bulan yang lalu di SMP Negeri 1 Jiwan dimulai pembangunan masjid yang akan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan pembiasaan agama Islam bagi siswa/siswi yang Muslim. Karena sebagaimana dinyatakan oleh Drs. Masykuri, M.Pd penulis artikel pengamalan budaya agama di sekolah, sebagai upaya sistematis menjalankan implementasi religious culture di sekolah perlu dilengkapi dengan sarana pendukung, di antaranya: tempat ibadah (jika mayoritas peserta didik beragama Islam maka perlu ada mushalla atau masjid), sarana pendukung ibadah (misalnya, untuk muslim: tempat wudhu, kamar mandi, mukena, mimbar, dan sebagainya), alat peraga praktik ibadah, pun juga demikian jika diperlukan sekolah menyediakan lokal atau untuk peribadatan siswa/siswi non-Muslim.
Gambar diambil tanggal 27 Januari 2014
Masjid dirancang akan dapat menampung 350-an jamaah
Tempat ibadah yang sedang dibangun sebenarnya bukan mendirikan yang baru, karena sebelumnya sudah ada bangunan mushalla namun kurang memadai untuk proses pelaksanaan pendidikan agama Islam dengan jumlah siswa yang menempati lokal sekolah tersebut mencapai 600-an orang. Kiranya akan sangat tidak efektif pelaksanaan pendidikan agamanya. Terlebih kita semua menyadari betapa besarnya badai pengaruh yang berasal dari berbagai media yang mana anak dengan bebas dan leluasa untuk mengambil sendiri sebagai hal yang digugu dan ditiru sehingga menancap dan mengakar pada kepribadian dan prilakunya. Sebagai anekdotnya bukan guru yang mereka gugu dan mereka tiru, akan tetapi malah tokoh atau orang-orang yang kurang bertanggung terhadap generasi penerus. 
Pelaksanaan pendidikan agama di sekolah melalui pembelajaran di kelas dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran kali 40 menit setiap minggunya, tidaklah cukup untuk membekali siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia. Sehingga, tidaklah adil apabila permasalahan moral peserta didik hanya dibebankan kepada guru pendidikan agama saja, tanpa didukung oleh pihak-pihak yang terkait di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya lain yang dilakukan secara terus-menerus dan tersistem. Sehingga pengamalan nilai-nilai pendidikan agama menjadi budaya dalam komunitas sekolah dan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian tujuan pendidikan agama Islam seperti yang diamanahkan oleh pemerintah dapat dicapai dengan baik.
Dengan alasan yang demikian panjang lebar, maka kami mohon keikhlasan para warga sekolah khususnya dan para warga masyarakat yang peduli terhadap pendidikan generasi muda untuk ikut mendukung pembangunan masjid tersebut, baik dukungan moril maupun spirituil.

Terima kasih atas amal jariyahnya bapak (yang tidak bersedia disebutkan namanya) 
berupa semen sejumlah 25 sak pada tanggal 30 Desember 2013,
semoga mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa,
bapak sekeluarga dihindarkan dari segala bala', dipanjangkan usianya, diberkahi rizkinya,
serta selalu diberikan kesehatan untuk memperbanyak kebajikan.

Gambar diambil tanggal 13-01-2014
Ref.
DitPAIS, Budaya Keagamaan di Sekolah (Modul 3: Kemenag RI, 2011), 45.
Pendidikan Multikultural dalam Pluralisme Bangsa.

PHBA Maulid Nabi

SMP NEGERI 1 JIWAN MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW Pengajian Umum bersama Ustadz Ismail Hasan (Da'i 5 Negara) I. LATAR BELAKANG Na...

“To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat) Theodore Roosevelt